;

Senin, 08 Maret 2010

Hari itu adalah hari Minggu sebulan setelah peristiwaku di vila bersama Pak Imam dan Muklas ,selama ini aku belum ke sana lagi akibat kesibukan kuliahku. Hari Minggu itu aku pergi ke sana untuk refreshing seperti biasa karena Seninnya tanggal merah atau libur. Kali ini aku tidak sendiri tapi bersama 2 orang teman cewekku yaitu Kiki dan Indah, kami semua adalah teman akrab di kampus, sebenarnya geng kami ini ada 4 orang, satu lagi si Ratna yang hari ini tidak bisa ikut karena ada acara dengan keluarganya. Kami sama-sama terbuka tentang seks dan sama-sama penggemar seks, Kiki dikaruniai tubuh putih mulus tinggi semampai dengan buah dada yang bulat montok berukuran 38B yang membuat pikiran kotor para cowok melayang-layang, beruntunglah mereka karena Kiki tidak sulit diajak ?naik ranjang? karena dia sudah ketagihan seks sejak SMP. Sedangkan Indah mempunyai wajah yang imut dengan rambut panjang yang indah, bodynya pun tidak kalah dari Kiki walaupun payudaranya lebih kecil, namun dibalik wajah imutnya ternyata Indah termasuk cewek yang lihai memanfaatkan cowok, sudah berkali-kali dia ganti pacar gara-gara sifat materenya. Sedangkan aku sendiri sepertinya kalian sudah tahulah cewek seperti apa aku ini dari cerita-ceritaku dulu.

Baiklah, sekarang kita kembali ke kejadian hari itu yang rencananya mau mengadakan orgy party setelah sekian lama otak kami dijejali bahan-bahan kuliah dan urusan sehari-hari. Waktu itu Kiki protes karena aku tidak memperbolehkannya mengajak teman-teman cowok yang biasa diajak, begitu juga Indah yang ikut mendukung Kiki karena pacarnya juga tidak boleh diajak.
?Emangnya lu ngundang siapa lagi sih Ni, masa si Chevy aja ga boleh ikutan ?? kata Indah
?Iya nih, emangnya kita mau pesta lesbian apa, wah gua kan cewek normal nih? timpal Kiki
?Udahlah, lu orang tenang aja, cowok-cowoknya nanti nyusul, pokoknya yang kali ini surprise deh ! dijamin kalian puas sampe ga bisa bangun lagi deh?
Aku ingin sedikit membuat kejutan agar acara kali ini lain dari yang lain, karena itulah aku merahasiakan siapa pejantannya yang tidak lain adalah penjaga vilaku dan vila tetanggaku, Pak Imam dan Muklas.

Kemarinnya aku memang sudah mengabari Pak Imam lewat telepon bahwa aku besok akan ke sana dengan teman-temanku yang pernah kujanjikan pada mereka dulu. Pak Imam tentu antusias sekali dengan acara kali ini, kami telah mengatur skenario acaranya agar seru. Beberapa jam kemudian kami sampai di villaku, Pak Imam seperti biasa membukakan pintu garasi, bola matanya melihat jelalatan pada kami terutama Kiki yang hari itu pakaiannya seksi berupa rok mini dan sebuah tank top merah berdada rendah sehingga payudaranya seakan mau keluar. Dia kusuruh keluar dulu sampai aku memberi syarat padanya, dia menunggunya di villa tetangga yang tidak lain vila yang dijaga si Muklas. Setelah membereskan barang bawaan, kami menyantap makan siang, lalu ngobrol-ngobrol dan istirahat. Indah yang daritadi kelihatan letih terlelap lebih dulu. Kami bangun sore hari sekitar jam 4 sore.

?Eh?sambil nunggu cowok-cowoknya mendingan kita berenang dulu yuk? ajakku pada mereka
Aku melepaskan semua bajuku tanpa tersisa dan berjalan ke arah kolam dengan santainya
?Wei?gila lo Ni, masa mau berenang ga pake apa-apa gitu, kalo keliatan orang gimana ?? tegur Indah
?Iya Ni, lagian kan kalo si tua Imam itu dateng gimana tuh? sambung Kiki
?Yah kalian, katanya mo party, masa berenang bugil aja ga berani, tenang aja Pak Imam udah gua suruh jangan ke sini sampai kita pulang nanti? bujukku sambil menarik tangan Kiki
Di tepi kolam mereka masih agak ragu melepas pakaiannya, alasannya takut kepergok tetangga, setelah kutantang Kiki baru mulai berani melepas satu demi satu yang melekat di tubuhnya, aku membantu Indah yang masih agak malu mempreteli pakaiannya. Akhirnya kami bertiga nyebur ke kolam tanpa memakai apapun.

Perlahan-lahan rasa risih mereka pun mulai berkurang, kami tertawa-tawa, main siram-siraman air, dan balapan renang kesana kemari dengan bebasnya. Mungkin seperti inilah kira-kira gambaran tempat pemandian di istana haremnya para raja. Sesudah agak lama bermain di air aku naik ke atas dan mengelap tubuhku yang basah, lalu membalut tubuhku dengan kimono.
?Ni, sekalian ambilin kita minum yah? pinta Kiki
Akupun berjalan ke dalam dan meminum segelas air.
?Ok, it?s the showtime? gumamku dalam hati, inilah saat yang tepat untuk menjalankan skenario ini. Aku segera menelepon vila sebelah menyuruh Pak Imam dan Muklas segera kesini karena pesta akan segera dimulai.

?Iya neng, kita segera ke sana? sahut Muklas sambil menutup gagang telepon
Hanya dalam hitungan menit mereka sudah nampak di pekarangan depan vilaku. Aku yang sudah menunggu membukakan pintu untuk mereka.
?Wah udah ga sabaran nih, dari tadi cuma ngintipin neng sama temen-temen neng dari loteng? kata Pak Imam
?Pokoknya yang payudaranya gede itu buat saya dulu yah neng? ujar Muklas merujuk pada Kiki.
“Saya juga mau yang dadanya aduhai itu neng” lanjut Pak Imam
?Iya tenang, sabar, Pokoknya semua kebagian, ok? kataku ?yang penting sekarang surprise buat mereka dulu?
Setelah beberapa saat berbicara kasak-kusuk, akhirnya operasipun siap dilaksanakan. Pertama-tama dimulai dari Kiki. Aku berjalan ke arah kolam membawakan mereka dua gelas air, disana Indah sedang tiduran di kursi santai tanpa busana, sementara Kiki masih berendam di air.

?Ki, lu bisa ke kamar gua sebentar ga, gua mo minta tolong dikit nih? pintaku padanya ?lu lap badan dulu gih, gua tunggu di sana?
Aku masuk ke dalam terlebih dahulu dan duduk di pingir ranjang menunggunya. Di balik pintu itu Pak Imam dan Muklas yang sudah kusuruh bugil telah siap memangsa temanku itu, kemaluan mereka sudah mengeras dan berdiri tegak seperti pedang yang terhunus. Tak lama kemudian Kiki memasuki kamarku sambil mengelap rambutnya yang masih basah.
?Kenapa Ni, ada perlu apa emang ?? tanyanya.
?Ngga, cuma mau ngasih surprise dikit kok? jawabku dengan menyeringai dan memberi aba-aba pada mereka. Sebelum Kiki sempat membalikkan badan, sepasang lengan hitam sudah memeluknya dari belakang dan tangan yang satunya dengan sigap membekap mulutnya agar tidak berteriak. Kiki yang terkejut tentu saja meronta-ronta , namun pemberontakkan itu justru makin membakar nafsu kedua orang itu.

Pak Imam dengan gemas meremas payudara kirinya dan memilin-milin putingnya. Si Muklas berhasil menangkap kedua pergelangan kakinya yang menendang-nendang. Dibentangkannya kedua tungkai itu, lalu dia berjongkok dengan wajah tepat di hadapan kemaluan Kiki.
?Wah jembutnya lebat juga yah, kaya si neng? komentar Muklas sambil menyentuhkan lidahnya ke liang vagina Kiki, diperlakukan seperti itu Kiki cuma bisa merem melek dan mengeluarkan desahan tertahan karena bekapan Pak Imam begitu kokoh.
?Hei, jangan rakus dong Klas, dia kan buat Pak Imam, tuh jatahlu masih nunggu di luar sana? kataku padanya
Mengingat kembali sasarannya semula, Muklas menurunkan kembali kaki Kiki dan bergegas menuju ke kolam.
?Jangan terlalu kasar yah ke dia, bisa-bisa pingsan gara-gara lu? godaku

Setelah Muklas keluar tinggallah kami bertiga di kamarku. Pak Imam langsung menghempaskan dirinya bersama Kiki ke ranjang spring bed-ku. Tak berapa lama terdengarlah jeritan Indah dari kolam, aku melihat dari jendela kamarku apa yang terjadi antara mereka. Indah terpelanting dari kursi santai dan berusaha melepaskan diri dari Muklas. Dia berhasil berdiri dan mendapat kesempatan menghindar, tapi kalah cepat dari Muklas, tukang kebun itu berhasil mendekapnya dari belakang lalu mengangkat badannya.
?Jangan?tolong !!? jeritnya sambil meronta-ronta dalam gendongan Muklas
Muklas dengan santai membawa Indah ke tepi kolam, lalu dilemparnya ke air, setelah itu dia ikutan nyebur. Dia air Indah terus berontak saat Muklas menggerayangi tubuhnya dalam himpitannya. Sekuat apapun Indah tentu saja bukan tandingan Muklas yang sudah kesurupan itu. Perlawanan Indah mengendur setelah Muklas mendesaknya di sudut kolam, riak di kolam juga mulai berkurang. Tidak terlalu jelas detilnya Muklas menggerayangi tubuh Indah, tapi aku dapat melihat Muklas memeluk erat Indah sambil melumat bibirnya.

Kutinggalkan mereka menikmati saat-saat nikmatnya untuk kembali lagi pada situasi di kamarku. Aku lalu menghampiri Pak Imam dan Kiki untuk bergabung dalam kenikmatan ini. Sama seperti Indah, Kiki juga menjerit-jerit, namun jeritannya juga pelan-pelan berubah menjadi erangan nikmat akibat rangsangan-rangsangan yang dilakukan Pak Imam. Waktu aku menghampiri mereka Pak Imam sedang menjilati paha mulus Kiki sambil kedua tangannya masing-masing bergerilya pada payudara dan kemaluan Kiki.
?Aduh Ni?tega-teganya lu nyerahin kita ke orang-orang kaya gini?ahhh !!? kata Kiki ditengah desahannya
?Tenang Ki, ini baru namanya surprise, sekali kali coba produk kampung dong? kataku seraya melumat bibirnya

Aku berpagutan dengan Kiki beberapa menit lamanya. Jilatan Pak Imam mulai merambat naik hingga dia melumat dan meremas payudara Kiki secara bergantian, sementara tangannya masih saja mengobok-obok vaginanya. Desahan Kiki tertahan karena sedang berciuman denganku, tubuhnya menggeliat-geliat merasakan nikmat yang tiada tara.
?Hhhmmhh?tetek Neng Kiki ini gede juga ya, lebih gede dari punya Neng? kata Pak Imam disela aktivitasnya.
Memang sih diantara kami bereempat, payudara Kiki termasuk yang paling montok. Menurut pengakuannya, cowok-cowok yang pernah ML dengannya paling tergila-gila mengeyot benda itu atau mengocok penis mereka diantara himpitannya. Pak Imam pun tidak terkecuali, dia dengan gemas mengemut susunya, seluruh susu kanan Kiki ditelan olehnya dan Pak Imam juga mengocok penisnya diantara himpitan payudara montok Kiki?.ach..aach..desah Kiki yang sangat menikmati kocokan penis di payudaranya.

Puas menetek pada Kiki, Pak Imam bersiap memasuki vagina Kiki dengan penisnya. Kulihat dalam posisinya diantara kedua belah paha Kiki dia memegang penisnya untuk diarahkan ke liang itu.
?Ouch?sakit , duh kasar banget sih babu lu? Kiki meringis dan mencengkram lenganku waktu penis super Pak Imam mendorong-dorongkan penisnya dengan bernafsu
?Tahan Ki, ntar juga lu keenakan kok, pokoknya enjoy aja? kataku sambil meremasi kedua payudaranya yang sudah basah dan merah akibat disedot Pak Imam.
Pak Imam menyodokkan penisnya dengan keras sehingga Kiki pun tidak bisa menahan jeritannya, Kiki kelihatan mau menangis nampak dari matanya yang sedikit berair.Pak Imam mulai menggarap Kiki dengan genjotannya. Aku merasakan tangan Kiki menyelinap ke bawah kimonoku menuju selangkangan, eennghh?aku mendesah merasakan jari-jari Kiki menggerayangi kemaluanku.

Aku lalu naik ke wajah Kiki berhadapan dengan Pak Imam yang sedang menggenjotnya. Kiki langsung menjilati kemaluanku dan Pak Imam menarik tali pinggang kimonoku sehingga tubuhku tersingkap. Dengan terus menyodoki Kiki, dia meraih payudaraku yang kiri, mula-mula dibelainya dengan lembut tapi lama-lama tangannya semakin keras mencengkramnya sampai aku meringis menahan sakit. Dia juga menyorongkan kepalanya berusaha mencaplok payudara yang satunya. Aku yang mengerti apa maunya segera mencondongkan badanku ke depan sehingga dadaku pun makin membusung indah. Ternyata dia tidak langsung mencaplok payudaraku, tetapi hanya menjulurkan lidahnya untuk menjilati putingku menyebabkan benda itu makin mengeras saja. Aku merasakan sensasi yang luar biasa, geli bercampur nikmat. Sapuan-sapuan lidah Kiki pada vaginaku membuat daerah itu semakin becek, bukan cuma itu saja Kiki juga mengorek-ngoreknya dengan jarinya.

Aku mendesah tak karuan marasakan jilatan dan sedotan pada klistoris dan putingku. Ciuman Pak Imam merambat naik dari dadaku hingga hinggap di bibirku, kami berCiuman dengan penuh nafsu. Tidak kuhiraukan nafasnya yang bau rokok, lidah kami beradu dengan liar sampai ludah kami bercampur baur.
?Aahh?oohh?gua dah mau?Pak !!? erang Kiki bersamaan dengan tubuhnya yang mengejang dan membusur ke atas.
Melihat reaksi Kiki, Pak Imam semakin memperdahsyat sodokannya dan semakin ganas meremas dadanya. Aku sendiri tidak merasa akan segera menyusul Kiki, dibawah sana seperti mau meledak rasanya. Dalam waktu yang hampir bersamaan aku dan Kiki mencapai klimaks, tubuh kami mengejang hebat dan cairan kewanitaanku tumpah ke wajah Kiki. Erangan kami memenuhi kamar ini membuat Pak Imam semakin liar.

Setelah aku ambruk ke samping, Pak Imam menindih Kiki dan mulai menciuminya, dijilatinya cairan cintaku yang blepotan di sekitar mulut Kiki, tangannya tak henti-hentinya menggerayangi payudara montok itu, seolah-oleh tak ingin lepas darinya.
?Hhmmpphh?sluurrpp?cup?cup?? demikian bunyinya saat mereka bercipokan, lidah mereka saling membelit dan bermain di rongga mulut masing-masing. Pak Imam cukup pengertian akan kondisi Kiki yang mulai kepayahan, jadi setelah puas berciuman dia membiarkannya memulihkan tenaga dulu. Dan kini disambarnya tubuhku, padahal gairahku baru naik setengahnya setelah orgasme barusan. Tubuhku yang dalam posisi tengkurap diangkatnya pada bagian pinggul sehingga menungging. Dia membuka lebar bibir vaginaku dan menyentuhkan kepala penisnya disitu. Benda itu pelan-pelan mendesak masuk ke vaginaku. Aku mendesah sambil meremas-remas sprei menghayati proses pencoblosan itu.

Permainan Pak Imam sungguh membuatku terhanyut, dia memulainya dengan genjotan-genjotan pelan, tapi lama-kelamaan sodokannya terasa makin keras dan kasar sampai tubuhku berguncang dengan hebatnya. Aku meraih tangannya untuk meremasi payudaraku yang berayun-ayun. Tiba-tiba suara desahan Kiki terdengar lagi menjari sahut menyahut dengan desahanku. Gila, penjaga vilaku ini mengerjai kami berdua dalam waktu bersamaan, bedanya aku dikocok dengan penis sedangkan Kiki dikocok dengan jari-jarinya. Kiki membuka pahanya lebih lebar lagi agar jari-jari Pak Imam bermain lebih leluasa.
?Aduhh?aahh?gila Ki?enak banget !!? ceracauku sambil merem-melek
?Oohh?terus Pak?kocok terus? Kiki terus mendesah dan meremas-remas dadanya sendiri, wajahnya sudah memerah saking terangsangnya.

?Yak?dikit lagi?aahh?Pak?udah mau? aku mempercepat iramaku karena merasa sudah hampir klimaks
?Neng Nia?Neng Kiki?bapak juga?mau keluar?eerrhh? geramnya dengan mempercepat gerakkannya.
Penis itu terasa menyodok semakin dalam bahkan sepertinya menyentuh dasar rahimku. Sebuah rintihan panjang menandai orgasmeku, tubuhku berkelejotan seperti kesetrum. Kemudian dia lepaskan penisnya dari vaginaku dan berdiri di ranjang. Disuruhnya Kiki berlutut dan mengoral penisnya yang berlumuran cairan cintaku. Kiki berlutut mengemut penis basah itu sambil tangan kanannya mengocok vaginanya sendiri yang tanggung belum tuntas. Aku bangkit perlahan dan ikut bergabung dengan Kiki menikmati penis Pak Imam. Kiki mengemut batangnya, aku mengemut buah zakarnya, kami saling berbagi menikmati ?sosis? itu.

Di tengah kulumannya mendadak Kiki merintih tertahan, tubuhnya seperti menggigil, dan kulihat ke bawah ternyata dari vaginanya mengucur cairan bening hasil masturbasinya sendiri. Disusul beberapa detik kemudian, Pak Imam mencabut penisnya dari mulutku lalu mengerang panjang. Cairan kental berbau khas memancar dengan derasnya membasahi wajah kami. Kami berebutan menelan cairan itu, penis itu kupompa dalam genggamanku agar semuanya keluar, nampak pemiliknya mendesah-desah dan kelabakan
?Sabar, sabar dong neng, bisa putus ****** bapak kalo rebutan gini? katanya terbata-bata
Setelah tidak ada yang keluar lagi Kiki menjilati sisanya di wajahku, demikian pula sebaliknya. Mereka berdua akhirnya ambruk kecapaian, wajah Pak Imam jatuh tepat di dada Kiki.

Saat mereka ambruk, sebaliknya gairahku mulai timbul lagi. Maka kutinggalkan mereka untuk melihat keadaan Indah dan Muklas. Aku tiba di kolam melihat Muklas sedang menggarap tubuh mungil Indah. Di daerah dangkal Indah dalam posisi berpegangan pada tangga kolam, Muklas dari bawahnya juga dalam posisi berdiri sedang asyik menggenjot penisnya pada vagina Indah. Kedua payudara Indah bergoyang naik turun seirama goyang tubuhnya. Pasti adegan ini membuat para cowok di kampusku sirik pada Muklas yang buruk rupa tapi bisa ******* dengan gadis seimut itu.
?Belum selesai juga lu orang, udah berapa ronde nih ?? sapaku
?Edan Ni?gua sampe klimaks tiga kali?aahh !!? desah Indah tak karuan
?Neng?.temennya enak banget, udah cantik, memeknya seret lagi? komentar Muklas sambil terus menggenjot.

Indah tak kuasa menahan rintihannya setiap Muklas menusukkan penisnya, tubuhnya bergetar hebat akibat tarikan dan dorongan penis penjaga vila itu pada kemaluannya. Kepala Muklas menyelinap lewat ketiak sebelah kirinya lalu mulutnya mencaplok buah dadanya. Pinggul Indah naik turun berkali kali mengikuti gerakan Muklas. Jeritannya makin menjadi-jadi hingga akhirnya satu lenguhan panjang membuatnya terlarut dalam orgasme, beberapa saat tubuhnya menegang sebelum akhirnya terkulai lemas di tangga kolam. Setelah menaklukkan Indah, Muklas memanggilku yang mengelus-ngelus kemaluanku sendiri menonton adegan mereka.
?Sini neng, mendingan dipuasin pake ****** saya aja daripada ngocok sendiri?

Akupun turun ke air yang merendam sebatas lutut kami, disambutnya aku dengan pelukannya, tangannya mengelusi punggungku terus turun hingga meremas bongkahan pantatku. Sementara tanganku juga turun meraih kemaluannya.
?Gila nih ******, masih keras juga?udah keluar berapa kali tadi ?? tanyaku waktu menggenggam batangnya yang masih ?lapar? itu.
?Baru sekali tadi?abis saya masih nungguin neng sih? godanya saambil nyengir.
Kemudian diangkatnya badanku dengan posisi kakiku dipinggangnya, aku melingkarkan tangan pada lehernya agar tidak jatuh. Diletakkannya aku pada lantai di tepi kolam, disebelah Indah yang terkapar, dia merapatkan badannya diantara kedua kakiku yang tergantung.

Dia mulai menciumiku dari telinga, lidah itu menelusuri belakang telingaku juga bermain-main di lubangnya. Dengusan nafas dan lidahnya membuatku merasa geli dan menggeliat-geliat. Mulutnya berpindah melumat bibirku dengan ganas, lidahnya menyapu langit-langit mulutku, kurespon dengan mengulum lidahnya. Tanganku meraba-raba kebawah mencari kemaluannya karena birahiku telah demikian tingginya, tak sabar lagi untuk dientot. Ketika kuraih benda itu kutuntun memasuki kemaluanku, tangan kanan Muklas ikut menuntun senjatanya menembaki sasaran. Saat kepala penisnya menyentuh bibir kemaluanku, dia menekannya ke dalam, mulutku menggumam tertahan karena sedang berciuman dengannya. Ciuman kami baru terlepas disertai jeritan kecil ketika Muklas mengehentakkan pinggulnya hingga penisnya tertanam semua dalam vaginaku. Pinggulnya bergerak cepat diantara kedua pahaku sementara mulutnya mencupangi pundak dan leher jenjangku. Aku hanya bisa menengadahkan kepala menatap langit dan mendesah sejadi-jadinya.

Kalau dibandingkan dengan Pak Imam, memang sodokan Muklas lebih mantap selain karena usianya masih 30-an, badannya juga lebih berisi daripada Pak Imam yang tinggi kurus seperti Datuk Maringgih itu. Di tengah badai kenikmatan itu sekonyong-konyong aku melihat sesuatu yang bergerak-gerak di jendela kamarku. Kufokuskan pandanganku dan astaga?ternyata si Kiki, dia sedang disetubuhi dari belakang dengan posisi menghadap jendela, tubuhnya terlonjak-lonjak dan terdorong ke depan sampai payudaranya menempel pada kaca jendela, mulutnya tampak mengap-mengap atau terkadang meringis, sungguh suatu pemandangan yang erotis. Adegan itu ditambah serangan Muklas yang makin gencar membuatku makin tak terkontrol, pelukanku semakin erat sehingga dadaku tertekan di dadanya, kedua kakiku menggelepar-gelepar menepuk permukaan air. Aku merasa detik-detik orgasme sudah dekat, maka kuberitahu dia tentang hal ini. Muklas memintaku bertahan sebentar lagi karena dia juga sudah mau keluar.

Susah payah aku bertahan agar bisa klimaks bersama, setelah kurasakan ada cairan hangat menyemprot di rahimku, akupun melepas sesuatu yang daritadi ditahan-tahan. Perasaan itu mengalir dengan deras di sekujur tubuhku, otot-ototku mengejang, tak terasa kukuku menggores punggungnya. Beberapa detik kemudian badanku terkulai lemas seolah mati rasa, begitu juga Muklas yang jatuh bersandar di pinggir kolam. Aku berbaring di pinggir kolam di atas lantai marmer, kedua payudaraku nampak bergerak naik turun seiring desah nafasku. Kugerakkan mataku, di jendela Kiki dan Pak Imam sudah tak nampak lagi, di sisi lain Indah yang sudah pulih merendam dirinya di air dangkal untuk membasuh tubuhnya.

Kami beristirahat sebentar, bahkan beberapa diantara kami tertidur. Pesta dimulai lagi sekitar pukul 8 malam setelah makan. Kami mengadakan permainan gila, ceritanya kami bertiga bermain poker dengan taruhan yang kalah paling awal harus rela dikeroyok kedua penjaga villa itu dan diabadikan dalam video klip dengan HP Nokia model terbaru milik Indah, filenya akan disimpan dalam komputer Indah untuk koleksi dan tidak akan boleh dicopy atau dilihat orang lain selain geng kami, mengingat kasus bokep Itenas. Kami duduk melingkar di ranjang, Pak Imam dan Muklas kusuruh menjauh dan kularang menyentuh siapapun sebelum ada yang kalah, mereka menunggu hanya dengan memakai kolor, sambil sebentar-sebentar mengocok anunya sendiri Aku mulai membagikan kartu dan permainan dimulai. Suasana tegang menyelimuti kami bertiga, setelah akhirnya Kiki melempar kartunya yang buruk sambil menepuk jidatnya, dia kalah. Kedua orang yang sudah tak sabar menunggu itu segera maju mengeksekusi Kiki.

Kiki sempat berontak, tapi berhasil dilumpuhkan mereka dengan dipegangi erat-erat dan digerayangi bagian-bagian sensitifnya. Muklas menyusupkan tangannya ke kimono Kiki meraih payudaranya yang tak memakai apa-apa di baliknya. Pak Imam menyerang dari bawah dengan merentangkan lebar-lebar kedua paha Kiki dan langsung membenamkan kepalanya pada kemaluannya yang terawat dan berbulu lebat itu. Perlakuan ini membuat rontaan Kiki terhenti, kini dia malah mengelus-elus penis Muklas yang menegang sambil memejamkan mata menikmati vaginanya dijilati Pak Imam dan dadanya diremas Mulkas. Aku melihat lidah Pak Imam menjalar jari belahan bawah hingga puncak kemaluan Kiki, lalu disentil-sentilkan pada klistorisnya. Kiki tidak tahan lagi, dia merundukkan badan untuk memasukkan penis Muklas ke mulutnya, benda itu dikulumnya dengan rakus seperti sedang makan es krim. Event menarik itu tidak dilewatkan Indah dengan kamera-HP nya.

Kiki terengah-engah melayani penis super Muklas, sepertinya dia sudah tidak peduli keadaan sekitarnya, rasa malunya hilang digantikan dengan hasrat yang besar untuk menyelesaikan gairahnya. Dia mempertunjukkan suatu live show yang panas seperti aktris bokep dan Indah sebagai juru kameranya. Pak Imam yang baru saja melepaskan kolornya menggesek-gesekkan benda itu ke payudara Kiki, sebagai pemanasan sebelum memasukinya. Kemulusan tubuh Kiki terpampang begitu Muklas menarik lepas tali pinggang pada kimononya, sesosok tubuh yang putih mulus serta terawat baik diantara dua tubuh hitam dan kasar, sungguh perpaduan yang kontras tapi menggairahkan. Pak Imam mempergencar rangsangannya dengan menCiumi batang kakinya mulai dari betis, tumit, hingga jari-jari kakinya. Kiki yang sudah kesurupan ?setan seks? itu jadi makin gila dengan perlakuan seperti itu

?Ahhh?awww?Pak enak banget?.masukin aja sekarang !!? rintihnya manja sambil meraih penis Pak Imam yang masih bergesekan dengan bibir vaginanya.
Pak Imam pun mendorong penis itu membelah kedua belahan kemaluan Kiki diiringi desahan nikmat yang memenuhi kamar ini sampai aku dibuat merinding mendengarnya. Aku mengeluarkan payudara kiriku dari balik kimono dan meremasnya dengan tanganku, tangan yang satu lagi turun menggesek-gesekkan jariku ke kemaluanku, Indah yang juga sudah horny sesekali mengelus kemaluannya sendiri. Kiki nampak sangat liar, kemaluannya digenjot dari depan, dan Muklas yang menopang tubuhnya dari belakang meremasi kedua payudaranya serta memencet-mencet putingnya. Rambutnya yang sudah terurai itu disibakkan Muklas, lalu melumat leher dan pundaknya dengan jilatan dan gigitan ringan. Hal ini menyebabkan Kiki tambah menggelinjang dan mempercepat kocokannya pada penis Muklas.

Serangan Pak Imam pada vagina Kiki semakin cepat sehingga tubuhnya menggelinjang hebat
?Aaakhhh?aahhh !!? jerit Kiki dengan melengkungkan tubuhnya ke atas
Kiki telah mencapai orgasme hampir bersamaan dengan Pak Imam yang menyemprotkan spermanya di dalam rahimnya. Adegan ini juga direkam oleh Indah, difokuskan terutama pada wajah Kiki yang sedang orgasme. Tanpa memberi istirahat, Muklas menaikkan Kiki ke pangkuannya dengan posisi membelakangi. Kembali vagina Kiki dikocok oleh penis Muklas. Walaupun masih lemas dia mulai menggoyangkan pantatnya mengikuti kocokan Muklas. Muklas yang merasa keenakan hanya bisa mengerang sambil meremas pantat Kiki menikmati pijatan kemaluannya. Pak Imam mengistirahatkan penisnya sambil menyusu dari kedua payudara Kiki secara bergantian. Aku semakin dalam mencucukkan jariku ke dalam vaginaku saking terangsangnya, sampai-sampai cairanku mulai meleleh membasahi selangkangan dan jari-jariku.

Bosan dengan gaya berpangkuan, Muklas berbaring telentang dan membiarkan Kiki bergoyang di atas penisnya. Kemudian dia menyuruh Indah naik ke atas wajahnya agar bisa menikmati kemaluannya. Indah yang daritadi sudah terangsang itu segera melakukan apa yang disuruh tanpa ragu-ragu. Seluruh wajah Muklas tertutup oleh daster transparan Indah, namun aku masih dapat melihat dia dengan rakusnya melahap kemaluannya sambil menyusupkan tangannya dari bawah daster menuju payudaranya. Pak Imam yang anunya sudah mulai bangkit lagi menerkamku, kami berguling-guling sambil berCiuman penuh nafsu. Dengan tetap berCiuman Pak Imam memasukkan penisnya ke vaginaku, cairan yang melumuri selangkanganku melancarkan penetrasinya. Dengan kecepatan tinggi penisnya keluar masuk dalam vaginaku hingga aku histeris setiap benda itu menghujam keras ke dalam. Aku cuma bisa pasrah di bawah tindihannya membiarkan tangannya menggerayangi payudaraku, mulutnya pun terus menjilati leherku. Aku masih memakai kimonoku, hanya saja sudah tersingkap kesana kemari.

Aku melihat Muklas masih berasyik-masyuk dengan kedua temanku, hanya kali ini Indah sudah bertukar posisi dengan Kiki. Sekarang mereka saling berhadapan, Indah bergoyang naik turun diatas penis Muklas sambil berCiuman dengan Kiki yang mekangkangi wajah Muklas. Kiki membuka kakinya lebar-lebar sehingga cairannya semakin mengalir, cairan itu diseruput dengan rakus oleh si Muklas sampai terdengar suara sluurrpp?. sshhrrpp?Ketika aku sedang menikmati orgasmeku yang hebat, dia tekan sepenuhnya penis itu ke dalam dan ini membawa efek yang luar biasa padaku dalam menghayati setiap detik klimaks tersebut, tubuhku menggelinjang dan berteriak tak tentu arah sampai akhirnya melemas kembali. Pesta gila-gilaan ini berakhir sekitar jam 11 malam. Aku sudah setengah sadar ketika Pak Imam menumpahkan maninya di wajahku, tulang-tulangku serasa berantakan. Kiki sudah terkapar lebih dulu dengan tubuh bersimbah peluh dan ceceran sperma di dadanya, dari pangkal pahanya yang terbuka nampak cairan kewanitaan bercampur sperma yang mengalir bak mata air.

Sebelum tak sadarkan diri aku masih sempat melihat Muklas menyodok memek Kiki tubuh keduanya sudah mandi keringat. Karena letih dan ngantuk aku pun segera tertidur tanpa kupedulikan jeritan histeris Kiki maupun tubuhku yang sudah lengket oleh sperma. Besok paginya aku terbangun ketika jam sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh pagi dan aku hanya mendapati Indah yang masih terlelap di sebelah kiriku. Kuguncang tubuh Indah untuk membangunkannya.
?Gimana Dah?puas semalem ?? tanyaku
?Gila gua dientotin sampe kelenger , barbar banget tuh dua orang, eh?omong-omong pada kemana yang lain si Kiki juga ga ada ??
?Ga tau juga tuh gua juga baru bangun kok, duh lengket banget mandi dulu yuk?udah lengket gini? ajakku karena merasa tidak nyaman dengan sperma kering terutama di wajahku, rasanya seperti ada sarang laba-laba menempel di sana.

Baru saja keluar dari kamar, sayup-sayup sudah terdengar suara desahan, kuikuti asal suara itu yang ternyata dari kamar mandi. Kami berdua segera menuju ke kamar mandi yang pintunya setengah terbuka itu, kami tengok ke dalam dan melihat Kiki dan kedua penjaga villa itu. Darahku berdesir melihat pemandangan erotis di depan kami, dimana Kiki sedang dikerjai oleh mereka di lantai kamar mandi. Muklas sedang enak-enaknya mengocok senjatanya diantara kedua gunung bulat itu, sedangkan Pak Imam berlutut diantara paha jenjang itu sedang menyetubuhinya, air dan sabun membuat tubuh mereka basah berkilauan. Kedatangan kami sepertinya tidak terlalu membuat mereka terkejut, mereka malah menyapa kami sambil terus ?bekerja?. Aku dengan tidak terlepas dari live show itu berjalan ke arah shower dan membuka kimonoku diikuti Indah dari belakang. Air hangat mengucur membasuh dan menyegarkan tubuh kami, kuambil sabun cair dan menggosokkannya ke sekujur tubuh Indah. Demikian juga Indah dia melakukan hal yang sama padaku, kami saling menyabuni satu sama lain.

Kami saling mengelus bagian tubuh masing-masing, suatu ketika ketika tanganku sampai ke bawah, iseng-iseng kubelai bibir kemaluannya sekaligus mempermainkan klistorisnya.
?Uuhh…Ni !!? dia menjerit kecil dan mempererat pelukannya padaku sehingga buah dada kami saling berhimpit.
Tangan Indah yang lembut juga mengelusi punggungku lalu mulai turun ke bawah meremas bongkahan pantatku. Darahku pun mengalir makin cepat ditambah lagi adegan panas Kiki dengan kedua pria itu membuatku makin naik. Indah mendekatkan wajahnya padaku dan menCium bibirku yang terbuka karena sedang mendesah, selama beberapa menit bibir kami berpagutan. Kemudian aku memutar badanku membelakangi Indah supaya bisa lebih nyaman menonton Kiki.

Aku melihat wajah horny Kiki yang cantik, dia meringis dan mengerang menikmati tusukan Pak Imam pada vaginanya, sementara Muklas hampir mencapai orgasmenya, dia semakin cepat menggesek-gesekkan penisnya diantara gunung kembar itu, tangannya pun semakin keras mencengkram daging kenyal itu sehingga pemiliknya merintih kesakitan. Akhirnya menyemprotlah spermanya membasahi dada, leher dan mulut Kiki. Mataku tidak berkedip menyaksikan semua itu sambil menikmati belaian Indah pada daerah sensitifku. Dengan tangan kanannya dia memainkan payudaraku, putingnya dipencet dan dipilin hingga makin menegang, tangan kirinya meraba-raba selangkanganku. Perbuatan Indah yang mengobok-obok vaginaku dengan jarinya itu hampir membuatku orgasme, sungguh sulit dilukiskan dengan kata-kata betapa nikmatnya saat itu.

Aku masih menikmati jari-jari Indah bermain di vaginaku ketika Muklas yang baru menyelesaikan hajatnya dengan Kiki berjalan ke arahku, penisnya agak menyusut karena baru orgasme. Jantungku berdetak lebih kencang menunggu apa yang akan terjadi. Tangannya mendarat di payudara kiriku dan meremasnya dengan lembut sambil sesekali memelintirnya. Lalu dia membungkuk dan mengarahkan kepalanya ke payudara kananku yang langsung dikenyotnya. Aku memejamkan mata menghayati suasana itu dan mengeluarkan desahan menggoda. Lalu aku merasakan kaki kananku diangkat dan sesuatu mendesak masuk ke vaginaku. Sejenak kubuka mataku untuk melihat, dan ternyata yang bertengger di vaginaku bukan lagi tangan Indah tapi penis Muklas yang sudah bangkit lagi. Kembali aku disetubuhi dalam posisi berdiri sambil digerayangi Indah dari belakang. Tubuhku seolah terbang tinggi, wajahku menengadah dengan mata merem-melek merasakan nikmat yang tak terkira.

Hampir satu jam lamanya kami melakukan orgy di kamar mandi. Akhirnya setelah mandi bersih-bersih kami bertiga mencari udara segar dengan berjalan-jalan di kompleks sekalian makan siang di sebuah restoran di daerah itu. Setelah makan kami kembali ke vila dan mengepak barang untuk kembali ke Jakarta. Indah dan Kiki keluar dari kamar terlebih dulu meninggalkanku yang masih membereskan bawaanku yang lebih banyak. Cukup lama juga aku dikamar gara-gara sibuk mencari alat charge HP-ku yang ternyata kutaruh di lemari meja rias. Waktu aku menuju ke garasi terdengar suara desahan dan ya ampun…ternyata mereka sedang bermain ?short time? sambil menungguku.

Indah yang celana panjang dan dalamnya sudah dipeloroti sedang menungging dengan bersandar pada moncong mobil, Pak Imam menyodokinya dari belakang sambil memegangi payudaranya yang tidak terbuka. Sementara di pintu mobil, Kiki berdiri bersandar dengan baju dan rok tersingkap, paha kirinya bertumpu pada bahu Muklas yang berjongkok di bawahnya. Celana dalamnya tidak dibuka, Muklas menjilati kemaluannya hanya dengan menggeser pinggiran celana dalamnya, tangannya turut bekerja meremasi payudara dan pantatnya.
?Weleh…weleh…masih sempat-sempatnya lu orang, asal jangan kelamaan aja, ntar kejebak macet kita? kataku sambil geleng-geleng kepala.
?Tengan neng ga usah buru-buru, masih pagi kok, ini cuma sebentar aja kok? tanggap Pak Imam dengan terengah-engah

Akhirnya setelah 15 menitan Pak Imam melepas penisnya dan memanggilku untuk bergabung dengan Indah menjilatinya. Aku tadinya menolak karena tak ingin make upku luntur, tapi karena didesak terus akhirnya aku berjongkok di sebelah Indah.
?Tapi kalo keluar lu yang isep ya Dah, ntar muka gua luntur? kataku padanya yang hanya dijawab dengan anggukan kepala sambil mengulum benda itu
Sesuai perjanjian tidak lama kemudian Pak Imam menggeram dan cepat-cepat kuberikan penis itu pada Indah yang segera memasukkan ke mulutnya. Pria itu mendesah panjang sambil menekan penisnya ke mulut Indah, Indah sendiri sedang menyedot sperma dari batang itu, sepertinya yang keluar tidak banyak lagi soalnya Indah tidak terlalu lama mengisapnya.
?Yuk cabut, udah ga haus lagi kan Dah ?? ujar Kiki yang sudah merapikan kembali pakaiannya.
Kami naik ke mobil dan kembali ke kota kami dengan kenangan tak terlupakan. Dalam perjalanan kami saling berbagi cerita dan kesan-kesan dari pengalaman kemarin dan membicarakan rencana untuk mengerjai si Ratna yang hari ini absen.

Read more...

Selasa, 14 Juli 2009

Oral Sex Dengan Anak SMU

Sampai suatu hari, ketika sore pulang kerja, Mei-Mei temen kostku mau pinjam film dvd Lord of the Ring 2 milikku. Aku perbolehkan, tapi nanti malam saja, kataku kepadanya. Sebagai gambaran, Mei-Mei tuh anak SMU kelas 3, lumayan facenya, supel, rada kurus, tapi dadanya proporsional, kencang dan indah. Malamnya, aku tuh lupa mau pinjamin dia film, tapi malah nonton BF yang barusan kupinjam tadi siang dari temanku. Kubuka pakaianku sampai telanjang bulat, karena badanku jadi panas atas bawah karena BF. Dengan posisi duduk, kukocok pelan-pelan penisku yang sudah berdiri tegak, sambil nonton BF. Dalam film tersebut, diperlihatkan, cewek bule cakep sedang mengoral penis lawannya dengan sangat menggairahkan dan sangat menikmatinya, seperti makan ice cream.

Sedang asyik-asyiknya mengocok, tiba-tiba kamarku terbuka dan Mei-Mei, dengan sedikit berteriak “Mana filmnya? Ihh gila, ngapain Ko? Jorok banget”
Kontan aku langsung terloncat dari dudukku sambil menutupi penisku yang berdiri, “Akh..aku aku..” kataku tergagap.
Mei-Mei langsung masuk kamarku dan menguncinya, “Hayo, nonton BF kok sambil telanjang? Ngapain saja tuh?”
Kataku “Akh, kegiatan rutin cowok kok”
Lalu dengan cueknya dia juga akhirnya ikutan melihat film BF, sementara pinggang ke bawahku kututupi selimut. Tontonan BF saat itu yaitu 2 manusia berlawanan jenis sedang mengoral kelamin lawannya. Lalu Mei-Mei tanya padaku,”Ko, emang enak gituan? Kok mereka tidak jijik ya?”

Jawabku,”Kamu pernah terangsang belum? Masa belum pernah?”.
“Pernahlah, aneh kamu Ko”, katanya.
“Lalu rasanya seperti apa? Apakah kamu merasakan sensasi aneh dibagian-bagian tertentu tubuhmu? Pernah tidak masturbasi?”, tanyaku.
“Ya ada rasa geli-gelinya, masturbasi? Maksa keluar sel telur wanita? Belum pernah tuh, sakit kan?”, jawabnya.
“Gila, justru tidak sakit, tapi malah sangat nikmat, itulah salah satu hal yang paling nikmat di dunia, namanya sex! Apapun bentuknya, masturbasi, onani, oral, anal, senggama, dll.”
“Lalu diantara semua kegiatan tadi, yang paling enak yang mana Ko?”
“Ya, kalau dari urutan terbawah, masturbasi/onani karena sendirian melakukannya, lalu oral sex dan yang paling nikmat tiada tara adalah senggama”, jawabku dengan enteng.

“Aku yakin Ko Tedi pernah senggama kan? Ngaku aja deh!” protesnya.
“Sayang sekali tebakanmu salah, justru belum pernah! Milikku hanya kuberikan untuk istriku kelak, yee!” balasku dengan bangga, “Tapi kalau oral sex sih pernah, dengan Leni.”
“Hah? Dengan Ci Leni? Teman satu kost kan? Masa sih? Kapan? kok aku tidak pernah tahu, gila loe, lalu kamu ambil kesuciannya dan tidak tanggung jawab?”
“Masa aku main dengan Leni harus omong sama kau? Lagipula dia sudah tidak perawan karena pernah senggama dengan pacarnya waktu SMA. Kami melakukannya atas sama-sama saling suka kok, kami tidak senggama lho, cuma oral sex. Hampir tiap hari kami melakukannya, enak lho, nikmat sekali, lagipula aman karena tidak merusak selaput dara cewek, nyesel deh kamu tidak pernah merasakannya,” godaku.
“Emang bener nikmat? Serius nih tidak sakit atau selaput daraku, eh mak.. maksudku selaput dara tidak pecah?” tanyanya dengan malu karena salah ucap. Aku mengangguk mengiyakan, aku yakin sekali, Mei-Mei pasti mau diajak oral sex. Film BF yang kupause tadi lalu kuresume lagi. Melihat ekspresi wajahnya yang putih itu, kelihatan bahwa dia mulai terangsang, napasnya berat dan wajahnya memerah. Penisku yang setengah tegang, akhirnya jadi tegang lagi.

Kami dalam keadaan duduk saat itu. Kupeluk Mei-Mei dari belakang pelan-pelan lalu kugerai rambut yang menutupi pipi kanannya dan kudaratkan ciumanku di pipi kanannya. Mei-Mei masih tegang karena tidak pernah dipegang cowok. Apalagi penisku yang sudah ereksi dari tadi, menempel di pantatnya, walau pinggangku masih terlilit selimut. Kugenggam tangan kirinya dengan tangan kananku, tangan kiriku memeluknya, sementara bibirmu mulai menciumi pipi, leher, dan telinganya.
“Ohh..sstt” desisnya. Aku cium bibirnya yang mungil, pelan saja dan dia mulai menanggapinya. Kupermainkan lidahku dengan lidahnya, sementara kuputar pelan-pelan tubuhnya sampai menghadapku (masih dalam keadaan duduk). Dengan cukup cepat, kuganti film BF tersebut, dengan lagu mp3 barat yang romantis. Kupeluk mesra dia, kedua tanganku mengelus-elus punggungnya dan terkadang kuremas lembut kedua pantatnya. Aku sangat suka pantat cewek, begitu menggairahkan, apalagi yang padat berisi, ingin rasanya meremas dan menciuminya. Penisku yang tegak lurus terkadang kugesekkan keperutnya. Bingung dia harus memperlakukan penis seperti apa. Langsung kubimbing tangannya untuk mengelus-elus dan mengurut seluruh bagian penis dan kedua bijinya. Memang kalau cewek yang pegang penis, sungguh berbeda jauh nikmatnya apalagi sudah beberapa minggu penisku ini mendambakan kocokan dan emutan cewek lagi.

Kurebahkan Mei-Mei pelan-pelan, bibirku semakin bergerilya di bibirnya, leher dan telinganya.
“Ohh, sst..” desahnya, yang semakin membuatku bernafsu. Dengan bibirku yang tetap aktif, tangan kananku mulai menelusuri badannya, kuelus-elus pundaknya, lalu turun ke dada kanannya. Kuraba pelan, lalu mulai remasan-remasan kecil, dia mulai menggeliat (geliatnya sangat sexy). Wah gila, kenyal dan kencang, semakin kuperlama remasanku, dengan sekali-kali kuraba perutnya. Tanganku mulai masuk didalam bajunya, mengelus perutnya dan Mei-Mei kegelian. Tanganku yang masih di dalam bajunya, mulai naik kedadanya dan meremas kedua gunung kembarnya, jariku keselipkan dibranya agar menjangkau putingnya untuk kupermainkan. Mei-Mei mulai sering medesah,
“Sst.. ahh.. ohh” Karena branya sedikit kencang dan mengganggu aktivitas remasanku, maka tanganku kulingkarkan ke belakang punggungnya.

Kait branya kubuka, sehingga longgarlah segel 2 bukit kembar itu. Bajunya kusingkap keatas, wah indah sekali dadanya, putih mulus, kedua putingnya mencuat mengeras ingin dijilati. Sudah saatnya nih beraksi si lidah. Kujilati, kusedot-sedot, kucubit, kupelintir kecil kedua putingnya. Mei-Mei mulai meracau tidak karuan manahan nikmatnya permainan bibirku di kedua dadanya. Kubuka baju dan branya sehingga tubuh atasnya bugil semua. Tubuhnya yang putih, dua bukit ranum dengan 2 puting mencuat indah, wajahnya memerah, keringat mengalir, ditambah desahan-desahan yang menggairahkan, sungguh pemandangan yang tidak boleh disia-siakan. Kuciumi bibirnya lagi, dengan kedua tanganku yang sudah bebas bergerilya di kedua bongkahan dadanya. Nafas kami menderu menyatu, mendesah, ruangan kamarku menjadi semakin hangat saja.

Dengan adanya lagu yang sedang mengalun rada keras, kami memberanikan diri mendesah lebih keras. Kuciumi dan kujilati badannya, mulai dari lengan atas, naik ke pundak dan leher, turun ke dadanya. Sengaja kujilati bongkahan dadanya berlama-lama tanpa menyentuh putingnya, kupermainkan lidahku disekitar putingnya. Tiba-tiba lidahku menempel ke puting kanannya dan kugetarkan cepat, tangan kiriku mencubit-cubit puting kirinya, Mei-Mei semakin kelojotan menahan geli-geli nikmat. Enak sekali menikmati bukit kembar cewek, inginnya nyusu terus deh. Tangan kananku mulai merayap ke pahanya, kuelus naik turun, terkadang sengaja menyentuh pangkal pahanya.

Terakhir kali, tanganku merayap ke pangkal paha, dengan satu jariku, kugesek-gesekkan ke vaginanya yang ternyata sudah basah sampai membekas keluar di celana pendeknya. Kedua kakinya langsung merapat menahan geli. Tanganku mengelus pahanya dan membukanya, menjalar ke kemaluannya, lalu semua jariku mulai menggosokkan naik turun ke bukit kemaluannya.
“Ah gila..uhh hmm”, geliatnya sambil meremas bantalku. Kulumat bibirnya, tanganku mulai menyusup kedalam celananya, menguak CD-nya, meraba vaginanya. Mei-Mei semakin terangsang, dengan desisan pelan serta gelinjang-gelinjang birahi. Tak lama kemudian dia mendesis panjang dan mengejang, lalu vaginanya berdenyut-denyut seperti denyutan penis kalau melepas mani. Mei-Mei lalu menarik nafas panjang. Basah mengkilap semua jariku, mungkin tidak pernah terasang seperti ini, lalu kujilat sampai kering
“Lebih enak dan gurih, perawan mungkin memang paling enak,” kata hatiku.

“Koko nakal, ” katanya sambil memelukku erat. Sudah saatnya penisku dipuaskan. Kucium bibirnya lembut, kubimbing lagi tangannya untuk meremas dan mengurut penisku. Gantian aku yang melenguh dan mendesis, menahan nikmat. Posisiku berbaring di bawah dan Mei-Mei mulai menyerbu tubuhku sambil tetap memijat penisku, mencium dan menjilat dadaku, putingku, perutku dan akhirnya sampai tepat didepan tonjolan penisku. Mei-Mei lalu membuka balutan selimut yang melingkari pinggangku, dan penisku melompat keluar. Kaget dan tertawa tertahan Mei-Mei melihat penisku.
“Ih lucu deh, gemes aku jadinya, harus digimanain lagi nih Ko?”, tanyanya bingung sambil tetap mengelus-elus batang kejantananku. Terlihat disekitar ujung penisku sudah basah mengeluarkan cairan bening karena ereksi dari tadi.
“Ya diurut-urut naik turun gitu, sambil dijilat seperti menikmati es krim” sahutku. Ditimang-timangnya penisku, dengan malu-malu lalu dijilati penisku, ekspresi wajahnya seperti anak kecil.

Mulai dimasukkan penisku ke mulutnya dan “Ahh Mei, jangan kena gigi, rada sakit tuh, ok sayang?”
“Hmm, ho oh”, mengiyakan sambil tetap mengulum penisku. Nah begini baru enak, walaupun masih amatir.
“Yess..” desahku menahan nikmat, terlihat semakin cepat gerakan naik turun kepalanya.
“Ko, bolanya juga?” tanyanya lagi sambil menunjuk ke zakarku.
“Iya dong sayang, semuanya deh, tapi jangan kena gigi lho”.
Dijilati dan diemutnya zakarku, setiap jengkal kemaluanku tidak luput dari jilatannya, hingga kemaluanku basah kuyup.
“Ahh..ohh..yes..” desahku dengan semakin menekan-nekan kepalanya. Dimasukkannya batangku pelan-pelan ke mulutnya yang mungil sampai menyentuh tenggorokannya, penisku dikulum-kulum, divariasikan permainan lidahnya dan aku semakin menggeliat. Terkadang dia juga menjilati lubang kencingku, diujung kepala penis, sehingga aku hampir melompat menahan nikmat dan geli yang mendadak.
“Nah, ketahuan sekarang!” katanya sambil melirik padaku dengan tatapan nakalnya. Diulanginya perbuatan tadi dengan sengaja sampai aku berontak liar ke kiri kanan karena geli sekali.
“Jangan Mei, jangan diterus lagi di sana, aku tidak kuat”, kataku sambil ngos-ngosan, “Itu kepala penis juga daerah sangat sensitif lho,” lanjutku untuk mengalihkan perhatiannya agar tidak diserang lubang kencingku terus.

Dilanjutkannya lagi kocokan ke penisku dengan mulutnya. Pelan-pelan kubelai rambutnya dan aku mengikuti permainan lidah Mei-Mei, kugoyangkan pantatku searah. Enak sekali permainan bibir dan lidahnya, Mei-Mei sudah mulai terbiasa dengan kejantanan cowok.
Akhirnya, badanku mulai mengejang, “Mei, aku mau keluar.. ohh ahh..” dan sengaja dipercepat kocokan penisku dengan tangannya.
Croott crot crot creet.. air maniku berhamburan keluar banyak sekali, sebagian kena wajahnya, ada yang muncrat sampai monitorku, dan sebagian lagi meluber di tangan Mei-Mei dan penisku. Mei-Mei sempat terpesona melihat pemandangan menakjubkan itu.
“Wow, kok bisa ya Ko? Rasanya seperti apa ya?”
Lalu dia menjilat air maniku yang meluber di penisku.
“Asin dan gurih, enak juga ya Ko?”, katanya sambil menelan semua spermaku sampai habis bersih dan kinclong.
“Sperma baik lho untuk cewek, bisa menghaluskan kulit, obat awet muda dan menambah stamina dan tenagamu”, jelasku padanya.
“Wah, kalau gitu koko sayang, tiap hari Mei-Mei bolehkan meminumnya?” tanyanya mesra sambil mendekatkan wajahnya ke wajahku.
“Tentu saja sangat boleh sayangku,” sahutku.

Badanku menindih badannya, bibirnya mencium bibirku, kurasakan dia mulai terangsang lagi. Kuremas-remas dadanya yang sudah menunggu dari tadi untuk dinikmati lagi. Kuraba-raba lagi vagina si Mei-Mei, pinggangnya menggeliat menahan nikmat sekaligus geli yang demikian hebat sampai pahanya merapat lagi. Kupelorotkan celana pendeknya, sengaja tidak dengan CD-nya, karena aku ingin melihat pemandangan indah dulu. Wow, CD-nya pink tipis berenda dan mungil, sehingga dalam keadaan normal kelihatan jelas bulu-bulunya.

Lalu kujilati kedua pahanya dari bawah sampai ke pangkalnya, lalu kucium aroma lembab vaginanya, oh sungguh memabukkan, membuat laki-laki manapun semakin bernafsu. Kujilat sekitar pangkal paha tanpa mengenai vaginanya, yang membuat Mei-Mei semakin penasaran saja. Kupelorotkan CD-nya pelan-pelan sambil menikmati aroma khas vaginanya, lalu kujilat CD bagian dalam yang membungkus kemaluannya. Sesaat aku terpesona melihat vaginanya, bulunya yang tertata rapi tapi pendek-pendek, bibirnya yang gundul mengkilap terlihat jelas dan rapat, di tengah-tengahnya tersembul daging kecil.

Vagina yang masih suci ini semakin membuatku bergelora, penisku mulai berontak lagi minta dipijat Mei-Mei. Mulutku sudah tidak sabaran untuk menikmati sajian paling lezat itu, lidahku mulai bergerilya lagi. Pertama kujilati bulu-bulu halusnya, rintihan Mei-Mei terdengar lagi. Terbukti titik lemah Mei-Mei ada di vaginanya, begitu dia menggerakkan pantatnya, dengan antusias lidahku menari bergerak bebas di dalam vaginanya yang sempit (masih aman karena selaput dara berada lebih ke dalam).

Begitu sampai di klitorisnya (yang sebesar kacang kedelai), langsung kukulum tanpa ampun
“Akhh.. sstt.. ampun enaknya.. stt” racaunya sambil menggeleng-geleng kepalanya menahan serbuan kenikmatan yang menggila dari lidahku. Dengan gerakan halus, kuusap-usap klitorisnya dan dia makin kelojotan dan tidak begitu lama terjadi kontraksi di vaginanya. Aku tau Mei-Mei akan klimaks lagi, makin kupercepat permainan lidahku. Kemudian diraihnya bantalku dan ditutupnya ke mulutnya, dan dia menjerit sambil badannya meregang. Mengalirlah dengan deras cairan cintanya itu, tentu saja yang telah kutunggu-tunggu itu. Kujilati semua cairan yang ada sampai vaginanya mengkilap bersih, nyam nyam segarnya, enak sekali.

Beberapa saat, kubiarkan Mei-Mei istirahat sambil mengatur napas. Kuhangati badannya, kupeluk erat (sambi menggesek gesekkan penisku yang sudah ereksi lagi dari tadi ke bibir vaginanya), dan kupeluk erat dengan mesra, kukecup keningnya, dan kedua pipinya. Sambil memandangku, wajahnya tersenyum bahagia sekali, baru kali ini dia merasakan nikmat begitu dasyat, sampai lemas sekujur tubuhnya. Setelah nafasnya mulai normal, kuciumi bibirnya dengan lembut.
“Nikmat sekali kan say? Ingin lagi? Masih kuat kan?” kataku dengan mencium bibirnya lagi (aku memang suka ciuman).
“Lho masih bisa lagi toh?” tanyanya sambil mengharapkan jawaban iya dariku. Kucium rada lama bibirnya dengan lembut.
“Iya dong, selama kita masih kuat, kenapa nggak?” balasku sambil masih menggesekan penisku ke vaginanya.

“Oh..hmm..” desahnya.
Sekarang show time untuk posisi 69. Dengan badanku di atas, kepalaku ke gundukan kemaluannya dan penisku kuarahkan ke mulutnya. Sergap sekali dia menangkap penisku dengan bibirnya. Langsung dijilati penisku tanpa dikulumnya, seperti tadi dia menghisap bijiku dan bahkan sampai lubang pantatku dijilatinya. Aku menahan nikmat sambil tak mau kalah untuk menggempur habis vaginanya. Kusapu habis seluruh vaginanya dengan lidah dan bibirku, kubuka vaginanya sedikit, lalu kumasukkan lidahku di sana sambil menggetar-getarkannya. Reaksi Mei-Mei pun langsung menjepit kepalaku, berhenti sesaat mengulum penisku menikmati serangan lidahku. Mei-Mei dengan sengaja juga menyerang kepala penisku, dinaik turunkan mulutnya disekitar kepala penisku sambil sesekali lidahnya sengaja menjilati lubang kencingku.
“Gila nikmatnya..uhh..ahh..” rintihku. Kami mulai seirama bergoyang badan bersama. Aku mulai merasakan bahwa vagina Mei-Mei mulai mengejang, sementara penisku belum mau keluar.

Lalu kuhentikan sementara, memandang dengan takjub lubang kemaluannya dan menghirup aroma khas wanitanya.
Mei-Mei protes, “Uhh..Ko kok dihentikan, mau keluar nih.”
Jawabku,”Jangan dulu sayang, mau kan kita keluar bersama-sama? Lebih nikmat lho, ok?”
Dipercepat kocokan mulutnya di batangku, sementara aku meremas-remas pantatnya. Mulai nih terasa panas penisku, dan kuterkam lagi vaginanya tanpa ampun. Semakin cepat aku melahap vaginanya, makin cepat pula kocokkannya. Aduh duh enaknya, kami sama-sama mendesah, merintih dan pada akhirnya badan kami tegang dan lidahku sudah bersiap-siap di depan vaginanya untuk menampung semua cairannya, sedangkan Mei-Mei mengeluarkan penisku dari emutannya dan mengocoknya dengan tangannya.

“Aah.. oh.. yes.. croot.. crot..”
Badan kami sesaat seperti tersetrum listrik kenikmatan yang tiada taranya. Banyak sekali cairan cinta yang dikeluarkan vaginanya dan tentu saja harus habis kujilati, tanganku masih tetap meremas-remas bongkahan pantatnya. Air maniku bermuncratan di wajah, leher dan dadanya Mei-Mei. Dikulum dan diurutnya penisku dari pangkal sampai kepala penis sampai yakin air maniku habis, lalu diambilnya ceceran spermaku di tubuhnya untuk ditelan. Aku membantunya, dengan menjilati badannya yang terkena siraman spermaku lalu kuberikan ke bibirnya agar ditelan olehnya.

Setelah habis semua, kupeluk mesra dan kucumbu dia, kunikmati setiap jengkal tubuhnya dengan tanganku.
“Sayang, kamu mau kan tidur denganku malam ini? Besok kan minggu.” tanyaku lalu mencium bibirnya yang lembut itu. Mei-Mei cuma mengangguk tanpa melepaskan bibirku. Malam itu kami tidur bersama dengan masih tetap telanjang bulat, sambil kudekap erat tubuhnya.

Keesokan paginya sekitar jam 5.30-an, seperti biasa penisku selalu ereksi. Mei-Mei sudah bangun duluan sebelum aku, dan kurasakan kocokan-kocokan nikmat di penisku. Aku yang masih ngantuk, jadi tidak bisa berkonsentrasi apalagi aku mencium aroma khas kewanitaannya, sehingga gairahku meningkat cepat. Ternyata Mei-Mei sudah dengan posisi 69, mengoral penisku yang selalu ereksi tiap pagi. Pantas saja vaginanya di depan hidungku, makanya baunya lezat sekali, pagi-pagi sudah diberi suguhan yang menaikkan gairah laki-laki. Aku membutuhkan sesuatu yang segar dan enak untuk membasahi tenggorokanku di pagi hari. Vaginanya yang sudah lembab itu, langsung kujilati dengan ganas. Tanganku memilin-milin putingnya dan dia semakin meningkatkan kecepatan mulutnya. Yes.. pagi-pagi, dua kemaluan sudah berolahraga, walaupun cuma oral sex, tapi nikmatnya luar biasa. Aku tau kalau aku akan klimaks, karena itu, goyangan lidahku pun harus sering menggapai sasarannya yaitu klitorisnya yang indah.
Dan..
Ahh.. oohh.. crott..
Penisku mengeluarkan lahar panasnya dan vaginanya pun membanjir. Sekali lagi kami berdua saling membersihkan kemaluan lawan masing-masing dari banjir cairan kenikmatan. Lalu kupeluk dan kucium dia dan kami melanjutkan tidur sampai jam 10-an.

Sejak saat itu, hampir tiap malam atau sore, kami sering melakukan oral sex sampai berlanjut tidur telanjang bersama melepas kenikmatan dengan menghangati badan. Terutama pada saat menjelang Ebtanas, untuk menambah kesehatan, stamina dan pikirannya, tiap sore dan malam, Mei-Mei pasti meminum air maniku. Dan hasil ujiannya pun bagus, kami sama-sama senang dan merayakannya dengan oral sex sepanjang hari.

Kelak kalau aku punya istri, kami akan sering olahraga agar tubuh tetap bugar, fit, bentuk badan tetap terjaga. Tentu saja juga harus minum air maniku tiap beberapa hari sekali agar awet muda, bergairah dan kulitnya senantiasa halus mulus terpelihara.

Read more...

Senin, 13 Juli 2009

Originally

awalnya cuma iseng2 aj,,
tp g tw knp kq skr jd keterusan..

Read more...

About This Blog

  © Blogger template PingooIgloo by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP